Rawi
Wahyudiono membuktikan, bermodal keterampilan dan kerja keras, ia pun
sukses jadi pengusaha penyedia komputer. Rawi
Wahyudiono sukses menjadi pengusaha penyedia komputer lewat bendera
PT Pradana Komputer (Prakom). Ia lebih banyak menangani perawatan
perangkat server dan komputer milik bank, kantor pajak, perusahaan
manufaktur, dan lembaga pendidikan.
Sebenarnya,
pria kelahiran tahun 1971 ini berasal dari keluarga pegawai negeri.
Orangtuanya bekerja di sebuah badan usaha milik negara (BUMN) di
Surabaya. Sang ayah sempat memiliki usaha bengkel sepatu. Saat di
bangku SMA, Rawi kerap disuruh ayahnya berbelanja lem sepatu kulit ke
Pasar Turi. Rawi menyeriusi bisnis sewaktu kuliah di STIKOM Surabaya.
Kala itu, sang ayah tak sanggup lagi membiayai kuliah lantaran sudah
pensiun. Usaha pertamanya adalah berjualan rokok. Dengan sisa uang
saku yang ditabung, ia membeli satu boks rokok dan menitipkannya di
kantin kampus.
Setelah
lima tahun berkuliah dan berbisnis sambilan di Surabaya, Rawi
memutuskan pindah dan bekerja di Jakarta. Selama enam tahun, ia
sempat menjadi karyawan di tiga perusahaan swasta yang bergerak di
bisnis komputer. Alhasil, perusahaan yang memiliki 15 karyawan itu
pun bangkrut. Padahal, kala itu, omzet perusahaan sudah mencapai Rp
100 juta per bulan. Rawi sempat menganggur dan hidup luntang-lantung
hanya dengan mengandalkan uang hasil jual beli barang rongsokan.
Pernah dalam sebulan, ia hanya mengantongi uang sebesar Rp 500.000.
“Terpaksa, saya dan keluarga hidup pas-pasan,” kenangnya.
Selain
berbisnis komputer, Rawi juga berinvestasi di properti, memiliki toko
sembako Cimart di Cikarang, beberapa usaha bakso dan cireng, serta
mendirikan Ning Boutique di Surabaya. Kunci suksesnya: berani selalu
membuat perubahan agar bisa lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar