Kisah Sukses Wahyuni | Dari Kaki Lima Jadi Juragan

Tidak pernah terbayang di pikiran Wahyuni meraup omzet ratusan juta rupiah saat memulai usaha mainan edukatif. Maklum, dia mengawali usahanya dari kaki lima. Sekarang, perempuan berusia 33 tahun ini tak perlu lagi menjual langsung mainan buatannya. Ada banyak pedagang mainan yang membeli produknya untuk dijual kembali. ibu rumah tangga merupakan alasan awal Wahyuni, atau yang kerap dipanggil Yuni, memulai usaha berjualan mainan anak. Tahun 2007, dia mulai membeli mainan edukatif asal China. Kemudian, dia menjualnya kembali ke sebuah pasar kaget di Bogor, Jawa Barat. Pasar kaget setiap akhir pekan itu selalu menjadi tempat langganannya untuk usaha.

Keberadaan toko ini tentu membutuhkan pasokan barang yang rutin agar usahanya terus berputar dan bisa membayar uang sewa toko. Namun, Yuni sangat kesulitan mendapatkan pasokan mainan secara rutin. Setelah setahun menjalani bisnis mainan edukatif dengan menggantungkan pasokan barangnya dari luar, Yuni membuat sendiri barang-barang tersebut. Dengan merek dagang bertajuk Omocha, yang artinya mainan dalam bahasa Jepang, dia membeli dua mesin pembuat mainan. Mereka juga mendirikan usaha bernama CV Omocha Toys.

Karena belum bisa membuat desain sendiri, Yuni pertama kali hanya mencontoh produk-produk impor yang sudah ada. Setelah itu, dia mulai melakukan modifikasi. Usaha mainan Yuni terus berkembang. Garasi rumahnya sudah terlalu sempit untuk menampung aktivitas usahanya, apalagi debu-debu kayu turut beterbangan ke dalam rumahnya.

Usahanya sebagai produsen mainan edukatif semakin berkibar. Selain dijual langsung, banyak pedagang yang membeli produknya untuk dijual kembali. Ibu tiga anak ini memperkirakan ada ratusan pedagang dari seluruh Indonesia yang menjadi langganannya. Produksi Omocha tiap minggu mencapai 1.000 hingga 1.500 puzzle dan ratusan mainan lainnya. Ia dibantu 30 karyawan memproduksi semua mainan Omocha.

Pendapatan yang terus membesar membuat Yuni berpikir mengembangkan usahanya, terutama meningkatkan kemampuan workshop-nya supaya bisa memproduksi mainan lebih banyak. Ia membandingkan, saat ini produsen mainan China bisa memproduksi 1.000 mainan sehari dengan mesin yang lebih canggih. Sementara itu, dia hanya bisa memproduksi 200 mainan per hari.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Blog of Serdadu

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger