Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa
medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)}
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus, yang mana
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler
dan pada sistem pembekuan darah, sehingga
mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis
seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika
termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di
tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di
atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga
kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak Mantri
;-) seringkali salah dalam penegakkan diagnosa,
karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai
penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).
Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue
Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak
seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya
penderita akan menampakkan berbagai tanda dan
gejala demam berdarah sebagai berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40
derajat Celsius).
2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya
jentik (puspura) perdarahan.
3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian
dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang
air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir
bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan
syok.
6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke
3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000
/mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai
Hematokrit diatas 20% dari nilai normal
(Hemokonsentrasi).
7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang
menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu
makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil,
kejang dan sakit kepala.
8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan
gusi.
9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan
keluhan pegal/sakit pada persendian.
10.Munculnya bintik-bintik merah pada kulit
akibat pecahnya pembuluh darah.
Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue
Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah
diketahui adanya serangan penyakit DBD akan
mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat
menyebabkan wabah yang luar biasa bagi penduduk
disekitarnya.
Pengobatan Penyakit Demam Berdarah
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD
adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau
mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan
mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar
1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan
gula sirup atau susu).
Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena)
mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan
hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi
platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun
drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan
terhadap keluhan yang timbul, misalnya :
- Paracetamol membantu menurunkan demam
- Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare
- Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi
sekunder
Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es
karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim
medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan
alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal
adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok,
namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara
medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat
mengembalikan cairan intravena dan peningkatan
nilai trombosit darah.
Pencegahan Penyakit Demam Berdarah
Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan
nyamuk diwaktu pagi sampai sore, karena nyamuk
aedes aktif di siang hari (bukan malam hari).
Misalnya hindarkan berada di lokasi yang banyak
nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang
ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling
efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui
metode pengontrolan atau pengendalian vektornya
adalah :
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan
sampah padat, modifikasi tempat. perkembangbiakan
nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan
perbaikan desain rumah.
2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan
adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan
bakteri (Bt.H-14).
3. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan
malathion dan fenthion).
4. Memberikan bubuk abate (temephos) pada
tempat-tempat penampungan air seperti, gentong
air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
0 komentar:
Posting Komentar